Sekte Odaeyang adalah sebuah organisasi agama yang didirikan oleh pemimpinnya, Lee Man-hee, di Korea Selatan pada tahun 1990. Namun, pada tahun 2014, sekte ini terlibat dalam sebuah insiden yang mengejutkan di Korea Selatan.
Sebelum lanjut membaca artikel ini, aku mau mengrekomendasikan Game slot online yang ada di Mantap168, kalian cukup bermain games saja dan bermodalkan receh, bisa nikmatin keuntungan yg ga bakal kalian sangka sangka loh
Pada tanggal 28 April 2014, sebuah kapal selam milik Odaeyang tenggelam di perairan barat daya Korea Selatan. Kapal itu membawa lebih dari 470 anggota sekte, termasuk anak-anak, dalam sebuah perjalanan untuk berlibur. Tragisnya, kecelakaan itu menewaskan 304 orang, sebagian besar di antaranya adalah pelajar sekolah menengah.
Setelah kecelakaan itu terjadi, Odaeyang menjadi sorotan publik dan dipertanyakan praktik-praktik keagamaannya. Pada tahun 2018, pemimpin sekte Lee Man-hee ditangkap atas tuduhan penipuan, penggelapan, dan pelanggaran undang-undang kebakaran terkait pembangunan gedung-gedung milik Odaeyang.
Pada tahun 2019, sekte ini kembali menjadi sorotan setelah ditemukan jenazah 33 anggota sekte yang diketahui meninggal akibat kelaparan dan kekurangan oksigen di sebuah fasilitas milik Odaeyang di daerah Gyeonggi. Kematian para anggota sekte ini menunjukkan adanya praktik-praktik yang sangat kontroversial dalam sekte ini.
Pada bulan Februari 2022, sebuah kasus kematian massal yang diduga dilakukan oleh anggota sekte Odaeyang menggemparkan Korea Selatan. Sebanyak 33 orang tewas akibat penganiayaan dan kelaparan yang dialami selama beberapa bulan di sebuah penginapan milik sekte tersebut. Kasus ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan pemerintah Korea Selatan.
Odaeyang, yang juga dikenal sebagai Goseonwon, adalah sebuah sekte kecil yang didirikan pada tahun 1995 oleh seorang pria bernama Lee Man-hee. Sekte ini mengaku sebagai organisasi agama yang mengajarkan tentang keselamatan dan kesejahteraan manusia. Namun, Odaeyang seringkali dianggap kontroversial dan berbahaya oleh banyak orang.
Pada awalnya, sekte Odaeyang hanya memiliki beberapa pengikut yang tersebar di beberapa wilayah di Korea Selatan. Namun, seiring berjalannya waktu, sekte ini berhasil menarik perhatian banyak orang dengan janji-janji kebahagiaan dan kebebasan dari penderitaan.
Salah satu praktik yang dilakukan oleh sekte Odaeyang adalah meminta pengikutnya untuk tinggal dalam komunitas tertutup dan terisolasi dari dunia luar. Selain itu, sekte ini juga meminta pengikutnya untuk memberikan sumbangan uang yang besar dan mengeksploitasi pengikutnya dengan memberikan tugas-tugas yang berat.
Pada tahun 2014, sekte Odaeyang menjadi sorotan publik setelah beberapa mantan anggotanya mengungkapkan bahwa mereka telah dianiaya dan dipaksa bekerja tanpa upah selama bertahun-tahun di dalam komunitas sekte tersebut. Namun, meskipun kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak berwenang, tidak ada tindakan serius yang diambil terhadap Odaeyang pada saat itu.
Kasus kematian massal yang terjadi pada tahun 2022 ini membuat sekte Odaeyang semakin terpojok dan mendapat sorotan tajam dari publik dan media. Para korban yang tewas adalah pengikut yang ditinggalkan di sebuah penginapan di provinsi Gyeonggi selama beberapa bulan tanpa makanan yang cukup dan tanpa perawatan medis yang memadai. Mereka diduga disiksa dan dianiaya oleh anggota sekte yang bertanggung jawab atas penginapan tersebut.
Baca juga: Mainkan permainan game Judi Online, cukup bermain game bisa mendapatkan keuntungannya. Dan di game Judi Online ini banyak permainan – permainan yang sedang gacor gacornya.
Setelah kasus ini terbongkar, pemerintah Korea Selatan mengambil tindakan tegas terhadap sekte Odaeyang. Pihak berwenang menangkap beberapa anggota sekte dan mendirikan pos pemeriksaan untuk mencegah sekte tersebut melakukan tindakan yang lebih merugikan. Selain itu, pemerintah juga meminta bantuan dari masyarakat untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang mencurigakan yang dilakukan oleh sekte Odaeyang.
Kasus kematian massal yang dilakukan oleh sekte Odaeyang ini menjadi peringatan bagi masyarakat Korea Selatan dan negara-negara lain
Comments